WahanaNews.co | Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping berkomunikasi via telepon, mengakhiri hampir 7 bulan kekosongan pembicaraan langsung antara kedua pemimpin negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Panggilan telepon ini dibenarkan Gedung Putih dan media pemerintah China, yang mengatakan kedua pemimpin itu berbicara pada Jumat pagi.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Diskusi yang berlangsung selama 90 menit itu, fokus terkait membangun hubungan lebih lanjut AS-China, menurut Gedung Putih, dilansir Al Jazeera, Jumat (10/9).
Dalam sebuah pernyataan disebutkan Xi dan Biden membicarakan soal “bidang di mana kepentingan kita bertemu, dan bidang-bidang di mana kepentingan, nilai-nilai dan perspektif kita berbeda.”
Biden menginisiasi untuk menelpon Xi, pembicaraan telepon kedua antara kedua pemimpin sejak Biden menjabat pada Januari. Pembicaraan telepon ini terjadi ketika kedua negara bergulat dengan perbedaan pendapat terkait asal usul pandemi virus corona, HAM, dan perdagangan, tapi memiliki kekhawatiran yang sama terkait perubahan iklim.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Media pemerintah China melaporkan pembicaraan tersebut “tertutup” dan “mendalam”, menambahkan Presiden Xi mengatakan kebijakan AS di China menimbulkan kesulitan besar pada hubungan antara keduanya. Kedua belah pihak juga sepakat meningkatkan komunikasi.
Menjelang pembicaraan telepon tersebut, seorang pejabat pemerintah mengatakan Gedung Putih tidak puas dengan hubungan awal dengan Beijing.
Pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut, mengatakan pejabat Gedung Putih berharap pembicaraan langsung tersebut bermanfaat.
Dia mengatakan Biden memperjelas kepada Xi bahwa dia tidak ada niat untuk menarik kebijakan pemerintahannya yang menekan China terkait HAM dan bidang lain yang diyakini China bertindak di luar norma-norma internasional.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi memperingatkan utusan bidang iklim Biden, John Kerry, bahwa memburuknya hubungan AS-China bisa merusak kerjasama mereka di bidang perubahan iklim.
Wang menyampaikan kepada Kerry, yang mengunjungi Tianjin untuk membahas masalah iklim dengan timpalan China-nya, kerjasama seperti itu tidak bisa dipisahkan dari hubungan yang lebih luas dan meminta AS mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan mereka, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Pada Juli, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman menghadapi daftar panjang berisi permintaan dan komplain, termasuk tuduhan bahwa AS berusaha menghalangi dan menekan kemajuan China. Wakil Menteri Luar Negeri China, Xi Feng mendesak AS “mengubah pola pikirnya yang sangat menyesatkan dan kebijakannya yang berbahaya.”
Selama panggilan telepon tersebut, pesan Biden adalah bahwa pemerintahannya ingin memastikan “bahwa dinamika tetap kompetitif dan bahwa kita tidak memiliki situasi apa pun di masa depan di mana kita mengarah ke konflik yang tidak diinginkan,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS kepada wartawan. [rin]