WahanaNews.co | Otoritas Kazakhstan menahan mantan kepala keamanan nasional negara itu, Karim Massimov dan sejumlah pejabat lainnya atas dugaan pengkhianatan. Kabar ini disampaikan komite keamanan negara itu, Sabtu (8/1) tanpa menyampaikan informasi lebih lanjut, dikutip dari Reuters.
Pasukan keamanan berhasil kembali menguasai jalan di Kota Almaty pada Jumat (7/1) setelah kerusuhan yang berlangsung berhari-hari. Di sisi lain, presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan personel keamanan untuk menembak tanpa peringatan terlebih dahulu jika kerusuhan kembali terjadi.
Baca Juga:
Markas Judol di Cengkareng Digerebek Polisi, 8 Orang Ditangkap
"Para militan belum meletakkan senjata mereka, mereka (demonstran) terus melakukan kejahatan atau sedang mempersiapkannya. Perang melawan mereka harus dilakukan sampai akhir. Siapa pun yang tidak menyerah akan dihancurkan," kata Tokayev di televisi pemerintah. Akibat kerusuhan yang terjadi, sebanyak 28 polisi dan 16 demonstran dilaporkan tewas sampai pada Jumat (7/1).
Mengutip ABC News, di antara 28 polisi yang meninggal ada petugas yang ditemukan dipenggal. Selain itu, lebih dari 3.000 orang telah ditahan akibat kerusuhan ini. Menurut jurnalis anonim, banyak jenazah dengan peluru tergeletak di jalanan kota Almaty. Ia juga menuturkan kota itu berkali-kali dipenuhi tembakan.
Kerusuhan yang terjadi juga membuat internet mati. Selain itu, mesin ATM rusak di wilayah itu rusak dan setidaknya ada satu toko senjata yang dijarah, dikutip dari CNN. Pos pemeriksaan militer juga dibangun di wilayah itu. Bila ada orang yang bergerak ke arah pos, pasukan akan menembakkan peluru. Meski demikian, tak jelas peluru yang ditembakkan merupakan peluru tajam atau peluru karet. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.