"Keadilan harus ditegakkan untuk Anda dan kita
di Myanmar," kata aktivis hak asasi manusia, Thinzar Shunlei Yi, di Twitter.
Media lokal juga melaporkan adanya aksi protes
kecil di Yangon.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Para demonstran berpakaian hitam memegang
spanduk berisi dukungan terhadap etnik Rohingya.
Pada Minggu (13/6/2021) sore waktu setempat,
tagar #Black4Rohingya menjadi
trending di Twitter di Myanmar dengan
lebih dari 180.000 unggahan.
Pada 2017, kampanye militer berdarah di barat
Myanmar membuat sekitar 740.000 orang Rohingya melarikan diri dan melintasi
perbatasan ke Bangladesh.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Militer Myanmar berulangkali menjustifikasi
bahwa mereka melakukan tindakan keras untuk membasmi pemberontak.
Sebelum dilengserkan, Suu Kyi juga membela
tindakan tentara dengan melakukan perjalanan ke Den Haag untuk membantah
tuduhan genosida di pengadilan tinggi PBB.
Sebagian besar publik Myanmar sebenarnya tidak
terlalu bersimpati terhadap penderitaan Rohingya.