Sementara itu, para aktivis dan jurnalis yang
mengabarkan penderitaan Rohingnya mendapatkan caci maki yang pedas secara online.
Aktivis Rohingya terkemuka yang berbasis di
Eropa, Ro Nay San Lwin, mengatakan kepada AFP
bahwa setiap tahun digelar kampanye online
untuk meningkatkan kesadaran atas penderitaan yang dialami Rohingnya.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Dan pada Minggu (13/6/2021), San Lwin mengaku
bahwa dia baru pertama kali melihat kampanye tersebut menjadi viral di Myanmar.
"Saya sangat senang melihat orang-orang di
Myanmar bergabung dengan kampanye ini. Saya berharap lebih dapat menjalin
solidaritas yang lebih kuat dengan mereka," tutur San Lwin.
Sementara itu, pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG),
memperluas pengaruh mereka ke kelompok minoritas.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Mereka mengajak kelompok minoritas untuk
bersatu padu menggelar revolusi untuk menggulingkan kekuasaan junta militer.
NUG terdiri atas anggota parlemen yang
dilengserkan dan bekerja untuk menggulingkan junta militer Myanmar.
Junta militer Myanmar mengecap NUG sebagai
teroris dan pemimpin junta Min Aung Hlaing menyebut Rohingnya sebagai "istilah
imajiner". [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.