Pesawat tempur siluman modern dirancang khusus untuk mengurangi atau mencegah deteksi terutama oleh radar dengan frekuensi tinggi, yang memiliki kapabilitas untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mengarahkan senjata ke target.
Namun, radar dengan frekuensi rendah tidak memiliki kemampuan untuk mengarahkan senjata dengan presisi.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Radar beroperasi dengan memancarkan gelombang elektromagnetik pada berbagai panjang gelombang dan frekuensi, seperti pita L, S, C, X, atau K.
Setiap pita memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda, dan hanya sistem radar dengan frekuensi tinggi yang mampu memberikan gambaran yang akurat dan memadai untuk mengarahkan senjata dengan presisi.
Oleh karena itu, desain pesawat tempur siluman dirancang khusus untuk mengurangi kemampuan radar dengan frekuensi tinggi untuk mendeteksinya dan mengarahkan senjata ke posisinya.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Meskipun pesawat siluman masih dapat terlihat oleh radar dengan frekuensi yang berbeda, tujuannya adalah membuat pesawat tersebut sulit dideteksi dalam konteks radar yang lebih kritis, sehingga pesawat tempur siluman dapat menjalankan misinya tanpa menjadi target yang mudah bagi serangan balasan.
Dengan kata lain, hanya jenis radar tertentu yang dapat digunakan untuk memandu rudal menuju suatu target dan menempatkannya cukup dekat untuk menghancurkannya.
Rangkaian frekuensi yang lebih rendah sering kali mampu mendeteksi pesawat tempur siluman di udara, tetapi karena panjang gelombangnya yang lebih besar, frekuensi tersebut tidak dapat memberikan data yang cukup akurat untuk mengunci pesawat yang dilengkapi rudal.