WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengumumkan keputusan tegas berupa embargo penuh terhadap penjualan senjata ke Israel.
Kebijakan ini disebut sebagai langkah nyata Spanyol dalam menghentikan kekerasan di Gaza dan menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga:
Pedro Sanchez: Spanyol Perjuangkan Palestina Jadi Anggota PBB Penuh
Dalam pidatonya, Sanchez menekankan bahwa tindakan membela negara tidak boleh disamakan dengan serangan terhadap warga sipil.
Ia mengecam keras aksi militer Israel yang, menurutnya, telah menargetkan fasilitas sipil dan menyebabkan penderitaan luas.
"Ini adalah serangan yang tidak dapat dibenarkan terhadap penduduk sipil," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (9/9/2025).
Baca Juga:
Mengenal Kendaraan yang Lahir Akibat Embargo Barat, Pindad APR-1
Sanchez menyebut bahwa lebih dari 60 ribu jiwa telah menjadi korban dan sekitar dua juta orang terusir dari tempat tinggalnya, yang menurutnya tidak bisa dianggap sebagai tindakan mempertahankan diri.
"Ini adalah pemusnahan terhadap rakyat tak berdaya," ucapnya lagi.
Keputusan ini akan dituangkan dalam bentuk dekrit kerajaan, yang terlebih dahulu harus melalui persetujuan kabinet sebelum mendapatkan ratifikasi dari parlemen.
Meski Spanyol telah membekukan ekspor senjata ke Israel sejak Oktober 2023, kebijakan baru ini akan memperluas cakupan dan penegakan larangan tersebut.
Melalui aturan ini, Spanyol tidak hanya melarang transaksi senjata, tetapi juga mencegah kapal pengangkut bahan bakar militer Israel berlabuh di pelabuhan-pelabuhannya.
Selain itu, pesawat pengangkut perlengkapan militer milik Israel dilarang melewati wilayah udara Spanyol.
Pemerintah juga akan memberlakukan larangan masuk bagi individu yang terlibat dalam genosida, pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan perang.
Kebijakan ini bisa berdampak langsung pada tokoh-tokoh penting Israel seperti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant keduanya telah dikenai surat perintah penangkapan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Tak berhenti di situ, Spanyol juga menghentikan impor produk dari permukiman ilegal Israel di wilayah Tepi Barat.
Dalam upaya mendukung korban konflik, Sanchez mengumumkan pemberian bantuan senilai EUR10 juta (sekitar Rp193,7 miliar) kepada UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina.
Spanyol juga berkomitmen menyalurkan total EUR150 juta (sekitar Rp2,9 triliun) bantuan kemanusiaan untuk Gaza hingga tahun 2026.
Langkah-langkah ini dinilai sebagai bentuk penegasan posisi Spanyol dalam menolak agresi militer terhadap Gaza dan memperkuat dukungannya terhadap Palestina di tengah situasi kemanusiaan yang memburuk.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]