“Pemahaman saya dari rekan-rekan kemanusiaan kami adalah bahwa ada banyak tantangan dalam mendapatkan tenda, karavan, dan terpal. Kami terus mendorong. Ada yang masuk tapi kami butuh lebih banyak lagi,” kata Dujarric kepada wartawan.
Mohammed Abu Afash, direktur bantuan medis di Gaza, mengatakan kepada Radio Voice of Palestine bahwa sekitar 35.000 keluarga di Gaza sedang berjuang untuk bertahan hidup karena kekurangan pasokan dasar, termasuk tenda, selimut dan alat pemanas. Abu Afash memperingatkan bahwa situasi semakin buruk karena kondisi cuaca buruk.
Baca Juga:
Sejarah Kota Gaza Palestina yang Berarti “Kuat”
Dia juga mengimbau lembaga-lembaga internasional untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya bantuan, serta 60.000 rumah mobil dan 200.000 tenda untuk menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza baru saja merilis laporan terbaru mengenai jumlah orang yang syahid dan terluka akibat perang Israel di wilayah tersebut. Dalam sebuah pernyataan, disebutkan total ada dua korban jiwa satu baru syahid, satu jenazah ditemukan dan dua orang terluka tiba di rumah sakit selama 24 jam terakhir.
Hal ini menambah jumlah orang yang syahid dalam serangan Israel sejak 7 Oktober menjadi sedikitnya 48.348 orang, dan 111.761 lainnya luka-luka, tambah kementerian itu. Banyak korban masih berada di bawah reruntuhan, sementara Kantor Media Pemerintah di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 61.000, dan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan kini diperkirakan meninggal.
Baca Juga:
Trump Tegaskan Warga Palestina yang Pergi dari Gaza Tak Bisa Kembali
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.