WahanaNews.co | Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan, dia terbuka untuk mempererat hubungan dengan Israel. Tetapi, Israel harus terlebih dahulu menunjukkan kebijakan yang "lebih sensitif" terhadap Palestina.
Erdogan mengatakan kepada sekelompok wartawan di Qatar, Selasa (7/12/2021) malam, bahwa hubungan yang lebih baik dengan Israel akan "menguntungkan" bagi perdamaian di kawasan yang lebih luas.
Baca Juga:
Indonesia dan Turki Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekspor Komoditas Pertanian
“Tetapi pada titik ini, Israel perlu lebih sensitif mengenai kebijakannya tentang Palestina. Perlu sensitif tentang Yerusalem dan Masjid al-Aqsa,” kata Erdogan, mengacu pada kompleks yang suci bagi umat Yahudi dan Muslim.
“Segera setelah kami mendeteksi kepekaan, kami akan melakukan yang terbaik dan mengambil langkah (untuk hubungan yang lebih baik),” lanjut Erdogan. Komentar pemimpin Turki itu dilaporkan oleh Anadolu Agency yang dikelola pemerintah dan media Turki lainnya pada hari Rabu (8/12/2021).
Setelah menjadi sekutu regional yang kuat, hubungan antara Israel dan Turki telah berantakan selama masa jabatan Erdogan. Pemimpin Turki telah menjadi kritikus blak-blakan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Baca Juga:
Trump Tegaskan Warga Palestina yang Pergi dari Gaza Tak Bisa Kembali
Israel, pada bagiannya, kecewa dengan hubungan hangat Erdogan dengan Hamas, kelompok militan yang mengontrol Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teror.
Negara-negara tersebut menarik duta besarnya pada 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.
Hubungan kembali rusak pada tahun 2018, setelah Turki, yang marah dengan Amerika Serikat karena memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, sekali lagi menarik duta besarnya dari Israel. Sikap Turki ini mendorong Israel untuk membalas.