Beberapa
aksi unjuk rasa juga terus terjadi di kota-kota besar Myanmar pada Minggu (25/4/2021)
kemarin.
"Apakah
itu ASEAN atau PBB, mereka hanya akan bicara dari luar dengan mengatakan
'jangan melawan tapi negosiasikan dan selesaikan masalah.' Tapi itu tidak
mencerminkan situasi dasar Myanmar," terang salah satu anggota kelompok
protes Komite Kolaborasi Mogok Massal, Khin Sandar, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
"Kita
akan melanjutkan protes," tambahnya.
Pertemuan
para petinggi negara ASEAN, yang berlangsung di Jakarta pada akhir pekan lalu,
juga diwarnai demonstrasi.
Aksi
itu digelar oleh Leaders and Organizers of Community Organization in Asia
(LOCOA).
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
LOCOA
merupakan koalisi dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Urban Poor
Consortium (UPC), dan Front Muda Revolusioner Komite Pimpinan Jakarta.
Dalam
keterangan pers, LOCOA menyayangkan KTT ASEAN yang membahas krisis Myanmar tapi
tidak mengundang pemerintah yang sah atau kelompok oposisi.
"LOCOA
mengutuk keras ASEAN dan negara-negara anggotanya karena mengundang Junta
Militer ke KTT ASEAN," demikian bunyi keterangan resmi itu.