"Tapi memang saat ini tidak ada manual persiapan terpisah untuk situasi seperti itu di mana tidak ada penyelenggara dan diharapkan ada kerumunan orang."
Selain itu, polisi telah dikerahkan bukan untuk pengendalian massa - tetapi untuk pencegahan kejahatan dan untuk mencegah "berbagai kegiatan ilegal."
Baca Juga:
Seorang Polisi yang Tengah Diselidiki Tragedi Itaewon, Ditemukan Tewas di Rumahnya
Kim Seong-ho, direktur divisi manajemen bencana dan keselamatan di Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan juga mengatakan mereka tidak memiliki "pedoman atau manual" untuk "situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" seperti tragedi Itaewon ini.
3. Antusiasme Warga usai Dikurung Covid
Salah satu alasan Itaewon diserbu massa pada Sabtu (29/11) malam adalah karena perayaan Halloween akhir pekan lalu merupakan yang pertama sejak tiga tahun terakhir.
Baca Juga:
Mendagri Korea Selatan Minta Maaf atas Tragedi Kerumunan Halloween di Itaewon
Korea Selatan baru mencabut serangkaian pembatasan pandemi Covid-19 pertengahan tahun ini. Sejak itu, distrik hiburan mulai begeliat lagi termasuk di Itaewon karena kerumunan sudah mulai diizinkan.
Sementara itu, kawasan Itaewon sendiri sudah lama populer sebagai tempat perayaan Halloween setiap tahunnya. Sejumlah turis dari negara tetangga termasuk warga Indonesia bahkan rela terbang ke Seoul untuk merayakan Halloween di Itaewon ketika perayaan tersebut makin populer di kalangan negara Asia.
Karena itu, antusiasme warga terhadap perayaan Halloween kemarin sangat tinggi sehingga jumlah massa yang mendatangi kawasan itu melebihi biasanya dan di luar ekspektasi.