"Taliban sangat beragam. Ada beberapa lapis berbeda dalam kelompok ini. Ada yang bergaya hidup internasional, bertemu dengan para pemimpin politik, berjumpa orang-orang dengan pandangan politik berbeda di Doha dan negara lain. Mereka bisa duduk bersama orang lain dan berbincang," kata Khaja kepada CNN.
"Namun, ada pula yang hidup di bawah radar di Afghanistan dan Pakistan. Orang-orang ini tidak sepragmatis dan fleksibel orang-orang yang biasa kita lihat di media. Mereka tidak takut AS. Mereka terbiasa berperang, melihat temannya tewas."
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Khaja menjelaskan, kelompok-kelompok Taliban yang konservatif biasanya berasal dari wilayah selatan, seperti Kandahar. Sementara itu, anggota-anggota di kawasan timur Afghanistan biasanya lebih progresif.
Ia lantas bercerita pengalamannya bertemu dengan seorang anggota Taliban dari Kandahar, beberapa hari setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
Saat itu, Khaja mencoba melakukan liputan ke salah satu universitas karena seharusnya sudah buka setelah masa libur. Namun ternyata, libur diperpanjang.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Khaja kemudian bertanya kepada anggota Taliban yang ada di lokasi, "Apalah ada perintah dari atas tentang para perempuan?"Anggota Taliban itu kemudian menjawab, "Perempuan tidak bisa masuk."
Beberapa hari kemudian, Khaja bertemu dengan beberapa anggota Taliban lainnya dan memberi tahu tentang kejadian tersebut.
"Mereka seperti sangat marah dan mengatakan, "Dia tidak boleh melakukan itu. Itu bertentangan dengan Islam,"" kata Khaja bercerita.