Namun, menurut Litovkin, data intelijen yang diperoleh itu tidak lengkap. Alhasil, "model F-15" tidak memiliki kecepatan supersonik dan kinerja aerodinamis pesawat yang sebenarnya.
“Pada akhirnya, diputuskan untuk menggabungkan model tersebut dengan teknologi Soviet tahun 1970-an, dan pada tahun 1981 T-10S pertama mengudara, yang kemudian dikenal sebagai Su-27,” kata Litovkin, seperti dikutip dari EurAsian Times, Senin (20/3/2023).
Baca Juga:
Pakar BRIN Kembangkan MOFs, Sulap Minyak Kelapa jadi Bahan Bakar Pesawat
Litovkin juga mencatat bahwa semua model selanjutnya yang dirancang oleh Biro Desain Sukhoi didasarkan pada Su-27, yang mencakup semua model Sukhoi canggih yang saat ini dioperasikan oleh Pasukan Dirgantara Rusia (VKS), seperti Su-30, Su-34, Su -35, Su-57, dan lainnya.
Melansir Sindonews, Sukhoi Su-27 merupakan pesawat tempur supermanuver dilengkapi mesin ganda yang dirancang terutama untuk superioritas udara. Namun, varian pesawat selanjutnya dapat melakukan semua jenis operasi peperangan udara.
Pesawat ini dilengkapi meriam 30mm Gryazev-Shipunov GSh-30-1 dengan 150 butir amunisi dan sepuluh cantelan untuk menebar berbagai rudal udara-ke-udara berpemandu radar dan pelacak inframerah, roket darat-ke-udara yang tidak terarah, dan bom konvensional serta bom cluster.
Baca Juga:
Daftar Rute Penerbangan dengan Turbulensi Terparah di Dunia, Berani Coba?
Pesawat tempur ini dilengkapi pula sistem pencarian dan pelacakan inframerah, pengintai laser, radar, dan penanda target yang dipasang di helm, difasilitasi kemampuan deteksi, pelacakan, dan serangan.
Pesawat ini juga memiliki penanggulangan seperti penerima peringatan radar iluminasi pilot, sekam dan dispenser decoy inframerah, dan jammer multi-mode aktif di pod ujung sayap.
Untuk memperpanjang kemampuan dan masa pakai Su-27 yang ada, yang telah memasuki produksi serial selama era Soviet, Rusia meluncurkan program pembaruan paruh baya Su-27SM pada tahun 2003. Program upgrade dipusatkan pada upgrade sistem pengendalian tembakan.