WahanaNews.co, Jakarta - Pada Minggu (14/4/2024), juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 120 rudal balistik, mengoperasikan 170 drone, dan menggunakan tidak kurang dari 30 rudal jelajah dalam serangan terbaru mereka ke Israel.
Serangan besar-besaran Iran ini terjadi dua minggu setelah Israel diduga melakukan serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menyebabkan kematian 13 orang, termasuk Mayor Jenderal Mohammad Reza Zahed.
Baca Juga:
Langgar Gencatan Senjata, Israel-Hizbullah Saling Serang Lagi
Menurut laporan Al Jazeera, serangan Iran berlangsung selama sekitar lima jam. Suara ledakan terdengar di seluruh kota Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, dengan sirene serangan udara berkumandang di lebih dari 720 lokasi.
Israel didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Perancis dalam menanggapi serangan tersebut, menembak jatuh rudal-rudal dan drone Iran sebelum mereka mencapai perbatasan.
Bahkan Yordania ikut menembak jatuh beberapa rudal yang mencoba melintasi wilayah udaranya. Meskipun demikian, beberapa rudal tetap berhasil mencapai targetnya, meskipun hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur minor.
Baca Juga:
Warga Sipil Dilarang Tentara Israel Memasuki Desa-desa Lebanon Selatan
Seorang gadis berusia tujuh tahun mengalami luka akibat pecahan rudal, sementara pasien lainnya menderita luka ringan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu (13/4/2024) berujar, AS juga mencegat puluhan rudal dan drone yang diluncurkan dari Irak, Suriah, dan Yaman menuju Israel.
Iran dilaporkan menargetkan pangkalan udara Israel di Nevatim dan lokasi reaktor nuklir Israel di Dimona.
Eilat yang berada di selatan Laut Merah dan berulang kali diserang oleh kelompok Houthi dari Yama juga menjadi sasaran Iran.
Tak lama setelah serangan Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menulis di platform media sosial X bahwa negaranya yakin akan keluar sebagai pemenang dalam situasi tersebut.
Dia menyatakan bahwa Israel telah siap menghadapi serangan langsung dari Iran selama beberapa tahun terakhir, dengan sistem pertahanan yang siap digunakan dan kesiapan untuk menghadapi berbagai skenario, baik dalam hal pertahanan maupun serangan.
Netanyahu menegaskan kekuatan Israel, militer mereka, dan keberanian rakyatnya, sambil mengucapkan terima kasih kepada sekutu-sekutunya.
Di sisi lain, Mayor Jenderal Iran Mohammad Bagheri, dalam sebuah pernyataan di stasiun televisi nasional, menyatakan bahwa tanggapan Iran akan serangan tersebut akan jauh lebih besar.
Iran juga mengancam Amerika Serikat, menyatakan bahwa membantu Israel akan membuat pangkalan-pangkalan AS menjadi target bagi Iran.
Kondisi terkini dari serangan Iran ke Israel, ratusan pendukung pemerintah Iran berkumpul di Palestine Square dan luar Kedutaan Besar Inggris di Teheran untuk merayakan gempuran tersebut saat tengah malam.
Sumber militer Israel mengatakan, lebih dari 100 drone telah diluncurkan dari Iran yang berjarak sekitar 1.800 km. AS telah menembak jatuh beberapa rudal tersebut, CBS News melaporkan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, mereka dalam siaga tinggi dan “memantau semua target”.
“Iran telah melancarkan serangan langsung dari wilayah Iran menuju Israel,” kata juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari.
“Kami memantau dengan cermat drone pembunuh Iran yang sedang dalam perjalanan ke Israel, yang dikirim oleh Iran. Ini adalah eskalasi yang parah dan berbahaya.”
Sesaat sebelum berita peluncuran drone Iran mengemuka, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "sistem pertahanan" negaranya telah dikerahkan.
“Kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. Negara Israel kuat. IDF kuat. Masyarakat kuat. Kami mengapresiasi sikap Amerika yang berdiri di samping Israel, serta dukungan dari Inggris, Perancis, dan banyak negara lainnya.”
Mantan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Jonathan Conricus, mengatakan, "ini adalah hari pertama bagi Timur Tengah yang baru—untuk pertama kalinya Iran menyerang Israel langsung dari wilayah kedaulatan Iran".
Dalam wawancara dengan BBC News Channel, dia mengacu pada laporan tentang lebih dari 100 drone dan rudal jelajah yang dikirimkan Iran ke Israel, dengan perkiraan waktu kedatangan yang beragam.
Dia menyatakan bahwa pertahanan udara Israel sedang sibuk menghadapi ancaman tersebut.
Ketika dia ditanya apakah Israel telah merencanakan hal ini sebelumnya, dia menjawab bahwa meskipun Israel cenderung memiliki rencana militer yang matang, mereka tidak selalu memiliki keunggulan dalam hal strategi.
Dia tidak mengantisipasi bahwa Iran akan melakukan serangan semacam ini dari wilayah mereka sendiri, dan ia menganggap bahwa hal ini akan melibatkan negara-negara lain, termasuk AS, dalam konflik tersebut.
Conricus menambahkan bahwa dia percaya ada beberapa rencana yang telah dipertimbangkan, termasuk sasaran di Iran.
Dia menyebutkan bahwa sasaran-sasaran tersebut meliputi lokasi kelompok "Hezbollah, proksi Iran di Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman".
“Itu tergantung seberapa besar kerusakan yang akan terjadi di Israel – itu akan menjadi ukuran bagaimana Israel akan membalasnya.”
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]