"Itu berarti kami selalu mencari bagaimana kami mendapatkan lebih banyak fleksibilitas operasi (dengan) penyedia kargo kami dan mencari cara menambahkan kemampuan yang berbeda," tambahnya.
Menurut Lueders, suasana kerja di ISS sejauh ini sangat mirip seperti sebelum penyerangan Ukraina terjadi. Dalam panggilan soal misi ke stasiun tersebut, dia juga menegaskan Rusia tidak terindikasi tak berkomitmen dengan operasional yang terjadi di ISS.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Kita tidak mendapatkan indikasi pada tingkat kerja jika rekan-rekan kita tidak berkomitmen untuk operasi yang sedang berlangsung di Stasiun Luar Angkasa Internasional," jelasnya.
Komentar Lueders berjarak beberapa hari setelah Kepala Roscosmos, Dimitry Rogozin mengunggah beberapa ancaman di Twitter. Dalam postingan yang diunggah setelah pidato Biden tayang, Rogozin mengatakan sanksi baru ini akan mengganggu kemitraan antara AS dan Rusia.
"Apakah kalian ingin menghancurkan kerjasama kita di ISS?Jika kalian menghentikan kerjasama dengan kami, siapa yang akan menyelamatkan ISS dari deorbit yang tidak terkendali dan jatuh ke Amerika Serikat atau Eropa?" tulis Rogozin dalam cuitannya.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
"Ada juga opsi menjatuhkan struktur seberat 500 ton ke India dan China. Apakah kalian ingin mengancam mereka dengan prospek seperti itu? ISS tidak terbang di atas Rusia, jadi semua risiko ada di tangan kalian. Apa kalian siap?" sambungnya.
Jika nantinya Rusia benar-benar menarik dukungannya dari ISS, bukan tidak mungkin ISS akan dihancurkan saja karena seperti disebutkan, sumber daya untuk mempertahankannya terlalu besar tanpa keterlibatan Rusia. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.