WahanaNews.co | Krisis energi meluas ke China yang saat ini kekurangan pasokan listrik akibat kenaikan konsumsi saat gelombang panas berkepanjangan.
Sedangkan, Jepang yang menghadapi ancaman pemadaman, berencana akan kembali menghidupkan pembangkit listrik nuklir Fukushima yang pernah menjadi bencana nasional dekade lalu.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Sebelumnya, Uni Eropa juga mengalami krisis energi akibat pembatasan aliran gas Rusia ke benua biru. Kini, China mulai membatasi penggunaan listrik untuk wilayah barat daya seiring dengan kekurangan pasokan air, mengutip Reuters pada Rabu (24/8).
Kementerian Pertanian China mengumumkan kekeringan juga memengaruhi kualitas padi dan jagung para petani pada musim panas di beberapa wilayah selatan.
Wilayah Chongqing misalnya, telah mengumumkan bahwa jam buka di lebih dari 500 mal dan tempat komersial lainnya akan dipersingkat mulai Senin untuk mengurangi permintaan listrik.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Di provinsi Sichuan, sebagai pusat pembangkit listrik tenaga air utama, telah memperpanjang pembatasan yang ada pada konsumen listrik industri hingga Kamis. Pembangkit listrik di Sichuan hanya setengah dari tingkat normal setelah penurunan besar tingkat air.
Sedangkan, Sichuan sebagai pemasok listrik utama di China baru-baru ini menempatkan basis penyimpanan batubara baru ke dalam operasi untuk memastikan pembangkit termal dapat beroperasi tanpa gangguan.
Namun, sekitar 80% dari kapasitas terpasangnya adalah pembangkit listrik tenaga air, sehingga sangat rentan terhadap fluktuasi pasokan air.