Saied mengatakan dia akan mengambil alih kekuasaan eksekutif
"dengan bantuan" Perdana Menteri baru sebagao kepala pemerintahan
yang ditunjuk oleh presiden sendiri. Dia juga mencabut kekebalan para wakil
parlemen.
Tunisia menjadi negara yang kewalahan oleh kasus Covid-19.
Pandemi ini telah menyebabkan 18.000 orang meninggal di negara berpenduduk
sekitar 12 juta itu.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
Meskipun sudah satu dekade berlalu sejak revolusi 2011 yang
menggulingkan diktator Zine El Abidine Ben Ali, Tunisia masih terus diwarnai
gejolak politik yang menghalangi upaya pemerintahan negara itu untuk kembali
bangkit.
Politik negara yang terpecah-belah, tidak mampu membentuk
pemerintahan yang efektif dan langgeng. Sejak Saied terpilih sebagai presiden
pada 2019, ia telah terkunci dalam pertikaian dengan Mechichi dan ketua
parlemen Rached Ghannouchi.
Persaingan mereka telah menghalangi penunjukan menteri dan
mengalihkan sumber daya dari menangani banyak masalah ekonomi dan sosial
Tunisia. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.