Keterangan itu juga diperkuat oleh dua aktivis kemanusiaan lainnya, Hazwani Helmi dan Windfield Beaver, yang mengatakan bahwa Thunberg dijadikan alat propaganda ketika Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, berkunjung ke penjara tersebut.
Dalam laporan yang dikutip oleh The Guardian, Kedutaan Besar Swedia di Tel Aviv mengonfirmasi bahwa Thunberg telah menyampaikan keluhan resmi mengenai perlakuan kasar yang diterimanya, termasuk tidak diberi cukup makanan dan air selama masa tahanan.
Baca Juga:
Israel Gempur Armada Kemanusiaan, Kolombia Usir Seluruh Diplomat Tel Aviv
Sementara itu, kelompok hak asasi manusia Israel, Adalah, menyebut para aktivis dipaksa berlutut dengan tangan terikat kabel selama sedikitnya lima jam tanpa diberikan akses medis maupun hukum.
Meski demikian, Kementerian Luar Negeri Israel membantah keras tuduhan tersebut dan menyebut laporan itu sebagai “kebohongan total.”
"Thunberg dan aktivis lainnya aman dan dalam keadaan sehat," klaim Kemenlu Israel. "Tujuan sebenarnya mereka adalah provokasi untuk kepentingan Hamas, bukan bantuan kemanusiaan," lanjut pernyataan itu.
Baca Juga:
Euro-Med: 300 Rumah di Gaza Hancur Setiap Hari akibat Robot Peledak Israel
Insiden ini memicu gelombang kecaman di dunia internasional. Banyak organisasi HAM menyerukan investigasi independen atas dugaan penyiksaan dan pelecehan terhadap Greta Thunberg dan para aktivis kemanusiaan lainnya yang ditahan di Israel.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.