Dunia internasional menantikan hasil pilpres AS yang dapat berdampak signifikan pada isu Timur Tengah, perang Rusia-Ukraina, dan penanganan perubahan iklim yang dianggap Trump sebagai hoaks.
Demokrasi AS juga diuji karena Trump kemungkinan akan menolak hasil jika kalah, yang berpotensi menimbulkan kekacauan politik, kerusuhan sipil, dan konflik.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Trump dan tim kampanyenya sudah mengindikasikan kemungkinan mengklaim kemenangan lebih awal. Kami memperkirakan hal itu terjadi," ungkap juru bicara Harris, Ian Sams, dikutip dari AFP.
"Langkah itu menunjukkan kekhawatiran akan kalah, sekaligus mencoba menimbulkan keraguan pada keabsahan hasil pemilu."
Setelah serangkaian perubahan besar, termasuk dua upaya untuk melawan Trump dan kehadiran mengejutkan Harris di saat-saat terakhir, Pennsylvania menjadi medan utama yang harus dimenangkan.
Baca Juga:
Trump Buat Kejutan! Tunjuk Pembawa Acara TV Jadi Menteri Pertahanan AS
Trump dan Harris akan berkampanye di Pittsburgh, menegaskan pentingnya Pennsylvania dalam sistem Electoral College yang memberikan suara sesuai populasi.
Harris akan berkampanye seharian di negara bagian tersebut, ditutup dengan rapat umum di Philadelphia bersama Lady Gaga. Trump akan melanjutkan dari North Carolina ke Pennsylvania dan Michigan.
Kedua kandidat mengaku optimis dengan tingginya jumlah suara awal, di mana lebih dari 78 juta warga telah memilih, hampir setengah dari total suara pada 2020.