WahanaNews.co| Kementerian Pertahanan
India, Senin (2/8/21), mengumumkan pengerahan Gugus Tugas Angkatan Laut India ke
Laut China Selatan (LCS) bulan ini.
Pengerahan gugus tugas angkatan laut
India selama dua bulan di LCS, bertujuan untuk meningkatkan keamanan, serta
mendukung sekutu di kawasan Indo Pasifik di tengah upaya negara-negara Barat
untuk melawan aktivitas China.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Empat kapal perang milik Angkatan Laut
India yang akan dikirim ke Laut China Selatan, termasuk kapal perusak peluru
kendali, fregat peluru kendali, korvet anti kapal selam, dan korvet peluru
kendali, akan berpartisipasi dalam serangkaian latihan, termasuk latihan
angkatan laut Malabar 2021 dengan AS, Jepang, dan Australia.
Kementerian Pertahanan India mengatakan,
dalam latihan bilateral lainnya selama penempatan, kapal perang India akan
bekerja dengan unit angkatan laut dari negara-negara pesisir Laut China Selatan,
termasuk Singapura, Vietnam, Indonesia, dan Filippina. Seperti dikutip
WahanaNews dari The Times Of India (4/8/21).
"Inisiatif maritim ini meningkatkan
sinergi dan koordinasi antara Angkatan Laut India dan negara-negara sahabat,
berdasarkan kepentingan maritim bersama dan komitmen terhadap Kebebasan
Navigasi di laut," kata Kementerian Pertahanan India dalam sebuah rilis.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Laut
China Selatan dan perairan sekitarnya telah menjadi tempat meningkatnya
ketegangan antara China, tetangga regional, dan negara-negara Barat yang
khawatir Beijing berusaha mengamankan kendali atas wilayah tersebut secara
tidak sah.
Beijing
telah melawan saran ini dengan menyatakan bahwa "sembilan garis putus"
memberinya kendali atas Laut Cina Selatan, menegaskan kembali bahwa ia akan
"mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial."
Menjelang
akhir Juli, China mengutuk Amerika Serikat atas manuvernya di Laut China
Selatan, menyebutnya sebagai "pencipta risiko keamanan terbesar" di wilayah
tersebut.