Menurut analisis Asian Studies, setelah diberikan kekuasaan otonom, Kashmir tidak ikut kedua negara tersebut. Ia hendak mendirikan pemerintahan sendiri. Namun pada 1965, Pakistan menyerangnya dan berhasil mendesak pemimpin Kashmir untuk menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan sebagian wilayahnya.
Hal itu diketahui India, hingga akhirnya kedua negara terlibat perang dari 1971-1972. Setelah perang mereda, dibuatlah perjanjian Simla yang berisi tentang pembagian kekuasaan untuk India maupun Pakistan di Kashmir.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
2. India dan Pakistan Saling Tidak Percaya
Pada 1974, ada kelompok oposisi yang meminta pemerintah India untuk menyerahkan hasil referendum otonomi sebagai bukti perjanjian antara India dengan Kashmir.
Pada tahun 1989, kelompok oposisi tersebut mulai bergerak dan mulai menyerang pemerintahan India. Pemerintahan yang berpusat di New Delhi tersebut menjadi curiga bahwa pergerakan kelompok oposisi dipersenjatai oleh Pakistan.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
3. Pakistan Langgar Batas Wilayah Administrasi India
Pada 1999, kedua negara kembali terlibat perang setelah pasukan bersenjata Pakistan melintasi batas wilayah administrasi India.
Untuk meredam perang, Perdana Menteri India saat itu, Atal Bihari Vajpayee, mengadakan pertemuan dengan Presiden Pakistan Pervez Musharraf di Islamabad dengan tujuan melakukan gencatan senjata di Kashmir.