Setelah berakhirnya Perang Dunia II, banyak yang mengira bahwa kota-kota di Eropa akan mengalami modernisasi dan membangun sejumlah gedung pencakar langit.
Namun, Eropa tetap memilih untuk lebih fokus pada proses renovasi bangunan yang rusak akibat perang.
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
Pada masa itu, populasi yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya permintaan terkait pembangunan gedung pencakar langit.
Sebagai contoh, kota Brussels menolak konsep Brusselisasi atau Bruzellization dengan alasan bahwa pembangunan semacam itu akan menciptakan ketidaknyamanan dalam menikmati panorama kota.
Selain faktor-faktor sebelumnya, kurangnya keberadaan gedung pencakar langit di Eropa juga disebabkan oleh adanya regulasi yang sangat ketat.
Baca Juga:
Hasil Survei: Warga Eropa Tak Yakin Ukraina Bisa Taklukkan Rusia
Kota-kota seperti Berlin, Paris, dan London tunduk pada peraturan-peraturan ketat yang bertujuan untuk menghindari pembangunan gedung pencakar langit yang berlebihan.
Bahkan, di Jerman, hanya ada 16 gedung yang memiliki ketinggian melebihi 150 meter, dan ke-15 gedung tersebut terletak di Frankfurt.
Paris juga dikenal hanya memiliki 21 gedung dengan ketinggian melebihi 150 meter, dan hal ini disusun dengan pertimbangan keamanan.