Namun, kelompok ekstrimis ini menjadi terkenal di dunia pada tahun 2017, setelah serangan di Niger yang menewaskan pasukan khusus AS.
Antara akhir 2019 dan awal 2020, ISGS juga berada di balik serangkaian serangan terhadap pangkalan
Baca Juga:
2 Unit Kapal Selam Prancis Resmi Dibeli RI, Produksinya di Surabaya
Serentetan pembunuhan inilah yang mendorong Prancis, pada Januari 2020, untuk menetapkan al-Sahrawi sebagai "musuh prioritas" di Sahel.
Spesialis dan pejabat keamanan telah mencirikan komandan ISGS ini sebagai orang yang acuh tak acuh terhadap hilangnya nyawa.
Seorang pejabat keamanan Mali yang menolak disebutkan namanya menggambarkan al-Sahrawi sebagai "penguasa mutlak" ISGS yang kadang-kadang diketahui pergi berperang sendiri.
Baca Juga:
Orleans Masters 2024, Empat Wakil Indonesia Lolos ke Babak Kedua
Namun kini petualangan al-Sahrari telah berakhir. Tentara Prancis mengatakan bahwa mereka telah membunuh pemimpin ISGS itu dalam serangan udara saat dia mengendarai sepeda motor di utara negara itu. Pernyataan ini sekalihus mengakhiri rumor yang berkembang selama berminggu-minggu bahwa dia telah meninggal.
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan kepada radio RFI bahwa dia menjadi sasaran karena dia adalah "pemimpin otoriter yang tak terbantahkan" dari kelompok itu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.