Keunggulan utama Fattah-1 terletak pada teknologi nozel yang bisa bermanuver di luar angkasa, baik secara lateral, vertikal, bahkan memutar arah.
Hal ini membuatnya sangat sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara musuh.
Baca Juga:
Khamenei Klaim Israel Tak Akan Bertahan Tanpa AS, Respons Zionis Tak Terduga
Hulu ledak Fattah dipasang pada kendaraan masuk ulang (reentry vehicle) yang bisa bermanuver secara tiba-tiba saat kembali memasuki atmosfer bumi.
“Rudal ini kemungkinan besar memiliki hulu ledak pada kendaraan masuk ulang yang bisa bermanuver, memungkinkan ia mengubah arah secara singkat saat turun untuk menghindari intersepsi,” jelas Fabian Hinz, peneliti dari International Institute for Strategic Studies.
Tak hanya itu, kecepatan tinggi rudal ini juga menciptakan panas ekstrem yang menghasilkan partikel plasma di sekitarnya, efek ini dapat membingungkan radar dan membuatnya nyaris tak terlihat.
Baca Juga:
Iran Luncurkan Rudal Bermuatan Submunisi, Tel Aviv Luluh Lantak
Peluncuran Fattah-1 menandai lompatan generasi dalam sistem persenjataan Iran.
Rudal ini juga dikabarkan akan dilengkapi di kapal perusak Damavand-2, sebagai bagian dari penguatan armada laut Iran.
Dengan pengembangan ini, Iran mengeklaim menjadi negara keempat di dunia yang memiliki rudal hipersonik, menyusul AS, Rusia, dan China.