WahanaNews.co | Diplomat top Israel mengungkapkan pihaknya ingin memperluas perjanjian 2020 yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dengan 4 negara Muslim dan membangun hubungan diplomatik dengan Arab Saudi dan Indonesia.
Namun, ia menyadari jika kesepakatan seperti itu akan memakan waktu.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Berbicara di Radio Angkatan Darat, Menteri Luar Negeri Yair Lapid mengatakan Israel sedang berusaha untuk memperluas Kesepakatan Abraham ke negara-negara tambahan di luar Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko.
“Jika Anda bertanya kepada saya negara-negara penting apa yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja, tetapi hal-hal ini membutuhkan waktu,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (26/1/2022).
Lapid menambahkan bahwa "negara-negara kecil" yang tidak dia identifikasi dapat menormalkan hubungan dengan Israel dalam dua tahun mendatang.
Baca Juga:
Konflik Israel-Gaza: Periode Paling Mematikan bagi Jurnalis sejak 1992
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada hari Selasa bahwa dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, negara pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, pada 30-31 Januari, dan bertemu dengan para pemimpinnya.
Arab Saudi, rumah bagi dua situs paling suci umat Islam, dan Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, telah mengkondisikan setiap normalisasi dengan Israel dengan syarat terbentuknya negara Palestina di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967.
Meskipun tidak ada hubungan resmi, pada tahun 2020 Arab Saudi setuju untuk mengizinkan penerbangan Israel-UEA melintasi wilayahnya.