WahanaNews.co | Menteri Kawasan Regional Israel, Issawi Frej, mengatakan, bakal ada penandatanganan perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara negaranya dengan Arab Saudi pada tahun depan.
Perjanjian juga akan diikuti dengan beberapa negara lain di kawasan Timur Tengah.
Baca Juga:
Sidang Dewan Keamanan PBB, Hanya AS yang Mendukung Israel Melarang di Palestina
"Beberapa negara bagian sedang menunggu untuk menandatangani perjanjian, dan Israel berhubungan dengan hampir setiap negara bagian di kawasan itu," ungkap Frej, seperti dilansir dari The Times of Israel, Minggu (21/11/2021).
Menurutnya, perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel seharusnya turut menyertakan Palestina.
Namun, pemerintah Palestina justru mengecam perjanjian ini.
Baca Juga:
Trump Minta Gaza ‘Dikosongkan’, PBB dan Dunia Arab Pasang Badan untuk Palestina
"Perjanjian normalisasi dengan negara-negara Arab pada tahun lalu perlu melibatkan Palestina," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Israel, Ayelet Shaked, menyatakan, perluasan normalisasi hubungan dengan para negara-negara di Timur Tengah sejatinya mungkin saja dilakukan.
Namun, AS harus ikut berperan dalam menyeleksi sejumlah negara tersebut.
"Ada banyak potensi, tetapi banyak yang bergantung pada pengaruh pemerintahan (Joe Biden). Pada akhirnya, negara-negara ini berdamai, bukan hanya karena mereka memiliki kepentingan untuk berdamai dengan Israel, tetapi juga karena mereka memiliki kepentingan (dengan) AS," kata Shaked.
Sebelumnya, sinyal normalisasi hubungan telah diberikan oleh Amerika Serikat yang menyatakan ada perbincangan soal perjanjian antara kedua negara.
Hal ini diungkapkan Penasihat Keamanan AS, Jake Sullivan, saat bertemu dengan Pangeran Mohammed bin Salman pada September 2021.
AS, di bawah pemerintahan Donald Trump dulu, sempat membujuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko untuk menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.
Perjanjian itu dikenal dengan Kesepakatan Abraham.
Tak cuma para negara di kawasan Timur Tengah, kabarnya Trump juga sempat menyebut Indonesia dan Mauritania sebagai negara Muslim yang bisa menormalisasi hubungan dengan Israel.
Namun, belum ada tindak lanjut. [dhn]