Meskipun demikian, pejabat keamanan Israel tidak mengambil langkah apapun untuk mencegah ketegangan yang ada semakin rumit.
Akibatnya, apa yang terjadi tahun lalu dinilai bisa terulang kembali.
Baca Juga:
Minta Warga Israel Tinggal Dekat Gaza, Israel Iming-imingi Uang Rp 87,5 Juta Per Bulan
Selain ketegangan keamanan mengenai Masjid Al-Aqsa, warga Yerusalem juga mengeluhkan rasialisme terhadap mereka oleh otoritas Israel yang membuat hidup mereka sulit.
Rasialisme Israel demikian dilakukan dalam persiapan untuk pengusiran warga Palestina dari Yerusalem dalam kerangka pembersihan etnis Israel.
Komunitas keamanan Israel prihatin dengan kampanye "Fajar Agung" di mana orang-orang Yerusalem, penduduk Tepi Barat dan Palestina dari 1948 dipanggil melalui media sosial untuk menghadiri acara mingguan setiap Jumat di Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga:
Kontestasi Tata Kelola Liberal dan Keamanan: Kemanusiaan di Tengah Persimpangan Tata Kelola Dunia Baru
Pendudukan Israel tahu betul tujuan dari kampanye ini adalah memperkuat kehadiran warga Palestina di Masjid Al-Aqsha di satu sisi, dan untuk menantang pendudukan Israel yang mengklaim kedaulatan atasnya di sisi lain.
Oleh karena itu, hal ini berada di garis depan dari masalah politik yang berkaitan dengan Palestina dan dianggap sebagai platform menghasut pendudukan. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.