Kini, dikutip Al Jazeera, Gedung Putih justru mewanti-wanti Netanyahu agar mengubah strategi agresi brutalnya di Jalur Gaza jika tidak ingin kehilangan dukungan dari sekutu.
Biden bahkan disebut kewalahan menghadapi Israel yang semakin bersikap "di luar kontrol" AS terkait strategi militernya ke Gaza.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
Sebelumnya, Israel melakukan agresi ke wilayah Palestina, khususnya Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, Israel terus membombardir dan berjanji bakal terus melakukan penyerangan sampai Hamas hancur, serta semua sandera Israel dibebaskan.
Kondisi perang yang tak usai ini membuat Dewan Keamanan PBB pada akhir pekan kemarin akhirnya menyerukan untuk segera mempercepat pengiriman bantuan kepada warga sipil yang putus asa di Gaza.
Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat total korban meninggal akibat serangan Israel ke negaranya tembus 20 ribu jiwa. Ini adalah jumlah korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah.
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
Berdasarkan laporan AP, Sabtu (23/12), pejabat Kemenkes mengatakan kematian itu berjumlah hampir 1 persen dari total populasi warga Palestina di Gaza sebelum perang berlangsung.
Banyaknya korban tewas tersebut karena serangan mematikan Israel yang bertubi-tubi selama 11 pekan terakhir membombardir Gaza . Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.
Pihak Palestina menyebut serangan udara dan darat Israel ke Gaza menjadi salah satu serangan terdahsyat sepanjang sejarah dunia, yang mengakibatkan 85 persen dari 2,3 juta total penduduk Gaza mengungsi.