Titik panas telah bergeser selama 22 bulan sejak wabah dimulai, beralih ke tempat-tempat berbeda dalam peta merah dunia.
Sekarang, virus corona melonjak di Rusia, Ukraina, dan wilayah Eropa Timur lainnya, khususnya di mana rumor, misinformasi, dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah menghalangi upaya vaksinasi. Di Ukraina, hanya 17 persen populasi dewasa yang telah divaksinasi penuh, sementara di Armenia hanya 7 persen.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
“Apa yang secara unik berbeda tentang pandemi ini adalah ia menghantam paling keras negara-negara dengan sumber daya tinggi,” kata Direktur ICAP (pusat kesehatan global) Universitas Columbia, Dr. Wafaa El-Sadr.
“Itulah ironi Covid-19.”
Sadr mengatakan, negara-negara paling kaya dengan harapan hidup lebih tinggi memiliki proporsi lansia, penyintas kanker, dan penghuni panti jompo lebih besar, semuanya merupakan kelompok rentan Covid.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Sementara itu, negara-negara miskin memiliki populasi anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang lebih besar, yang lebih kecil kemungkinannya mengalami sakit parah akibat virus corona. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.