WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah pesawat kecil jatuh menghantam kawasan permukiman di San Diego, California, menjelang fajar pada Kamis (22/5/2025) pagi waktu setempat, seperti dikutip dari AFP, Jumat (23/5/2025).
Tragedi udara ini tidak hanya menewaskan beberapa orang, namun juga mengubah tenangnya lingkungan militer menjadi lautan api dan kepanikan.
Baca Juga:
Pukulan Telak bagi SpaceX: Falcon 9 Alami Kegagalan Pertama Sejak 2016
Pesawat jenis Cessna 550 yang membawa enam orang itu menghantam tanah dan langsung menyemburkan bahan bakar jet yang terbakar hebat.
Sedikitnya satu rumah hangus total, lebih dari selusin mobil ludes, dan puing-puing berserakan di setidaknya sepuluh rumah lainnya.
Kendati jumlah pasti korban belum dirilis resmi, otoritas San Diego telah mengonfirmasi sedikitnya dua korban tewas, termasuk Dave Shapiro, pendiri agensi musik Sound Talent Group (STG).
Baca Juga:
Suhu Ekstrem 53 Derajat Celcius, Pemotor Tewas Terpapar Panas di Death Valley
Perusahaan itu menyatakan dua staf mereka juga menjadi korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Asisten Kepala Pemadam Kebakaran San Diego, Dan Eddy, mengatakan, “Saat pesawat menghantam jalan dan bahan bakarnya tumpah, seluruh mobil di kedua sisi jalan langsung terbakar.”
Beruntung, menurutnya, tak ada korban luka parah di darat.
Detik-detik Mencekam di Murphy Canyon
Insiden ini terjadi di kawasan Murphy Canyon, permukiman padat yang dihuni banyak keluarga militer.
Kabut tebal menyelimuti area saat pesawat itu mendekati Bandara Eksekutif Montgomery-Gibbs dari arah Kansas.
Sekitar pukul 03.45 pagi, pesawat menghantam tanah dan meledak.
Yasmine Sierra (35), warga setempat, menggambarkan kekacauan momen itu. Awalnya ia mengira terjadi gempa. Namun asap tebal, api, dan jeritan tetangga segera menyadarkannya bahwa bencana lain sedang terjadi.
"Saya dan anak saya berlari, membawa tangga, lalu melemparkannya agar tetangga bisa menyelamatkan diri dari halaman belakang rumah yang terbakar," ujarnya.
Seorang wanita, dua anak, dan dua anjing kecil berhasil naik ke tangga darurat itu dan lolos dari kobaran api.
Jeremy Serna (31), personel Angkatan Laut, mengaku mendengar ledakan hebat sebelum langit di luar jendelanya memerah menyala. “Semua terbakar. Rumah di pojok jalan sudah dilalap api. Saya langsung bilang ke istri: kita harus keluar sekarang juga,” katanya.
Puing Berserakan, Aroma Bahan Bakar Menyengat
Tim penyelidik bekerja keras menyisir lokasi kejadian sepanjang hari. Potongan fiberglass berserakan di antara sisa-sisa mobil hangus dan reruntuhan bangunan.
Bau bahan bakar menyengat masih terasa di udara, memberi isyarat kuat tentang dahsyatnya ledakan.
Belum diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat, namun kabel listrik yang putus ditemukan di dekat lokasi kejadian.
FAA (Administrasi Penerbangan Federal) masih menyelidiki kemungkinan gangguan teknis dalam cuaca berkabut.
Kecelakaan ini menjadi bagian dari serangkaian insiden penerbangan yang terjadi belakangan di AS. Sebelumnya, terjadi tabrakan udara di Washington serta kecelakaan serupa di Los Angeles.
Sorotan kini tertuju pada keselamatan penerbangan domestik, khususnya di wilayah padat seperti California.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]