WahanaNews.co | Alur pertempuran antara Rusia dan Ukraina mulai berubah. Saat ini, Ukraina terus memberikan perlawanan yang sengit terhadap gempuran tentara Rusia.
Bahkan, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut jika pasukan Rusia terkejut dengan skala dan keganasan perlawanan yang dilakukan para tentara dan milisi Ukraina.
Baca Juga:
Andalkan Rudal Patriot AS, Ukraina Bantai 65 Tentaranya di Pesawat Rusia
Oleh karena itu, menurut Kementerian Pertahanan Inggris, Negeri Beruang Merah dipaksa untuk mengubah pendekatan operasionalnya.
"Kremlin sejauh ini gagal mencapai tujuan aslinya dan sekarang mengejar strategi pengurangan," demikian pernyataan Kemhan Inggris, Sabtu (19/3).
Kementerian juga mengatakan Rusia kemungkinan akan melibatkan penggunaan senjata secara sembarangan. Rencana itu berpotensi menambah korban sipil, penghancuran infrastruktur, dan mengintensifkan krisis kemanusiaan.
Baca Juga:
Tentara Ukraina Akui Sudah Kehilangan Semangat Tempur
Lebih lanjut, Kementerian menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah memperkuat kendalinya atas media negara itu.
"Kremlin berusaha mengendalikan narasi, mengurangi masalah operasional dan mengaburkan jumlah korban Rusia yang tinggi dari orang-orang Rusia," katanya.
Sebagai informasi, perlawanan yang sengit dari pasukan Kyiv dan sejumlah alasan lain seperti solidaritas masyarakat, membuat serangan Moskow tak banyak kemajuan.
Pengamat mengatakan kinerja Ukraina melawan tentara Rusia didorong kombinasi persiapan yang baik, solidaritas nasional, dan kesalahan Moskow sendiri.
Salah satu perwira senior militer Prancis mengatakan hal yang berbeda. Menurutnya, Rusia memang tak bergerak terlalu cepat.
“Pada titik tertentu mereka harus menyelaraskan kembali tetapi bukan berarti tanda kegagalan," kata dia.
"Sejauh ini, belum ada tanda-tanda perang akan padam mengingat Presiden Rusia, Vladimir Putin, berulang kali menegaskan tak ada yang bisa menghalangi tujuan dia. [bay]