Mereka
lantas memblokir jalanan utama dan menyerukan penutupan untuk menuntut
pembebasannya.
Protes
berubah menjadi kerusuhan dalam skala yang lebih besar dan luas yang belum
pernah terjadi di Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:
Mendag Zulkifli Hasan Dorong Kelanjutan Pertemuan Komite Perdagangan Bersama
Aksi
kerusuhan semakin luas dan tiba-tiba sejumlah bisnis di setiap sektor dijarah
serta dibakar di sejumlah kota provinsi KwaZulu-Natal.
Presiden
Cyril Ramaphosa memperingatkan bahwa beberapa bagian negara itu kemungkinan
akan segera kehabisan bahan-bahan pokok menyusul gangguan pada rantai pasokan
akibat kerusuhan.
Kerusuhan
dan penjarahan tersebut juga terjadi bertepatan dengan perekonomian Afrika
Selatan yang merosot yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran.
Baca Juga:
Afsel Laporkan Kematian Pertama Gegara Vaksin Johnson & Johnson
Seorang
warga Durban, Lauren Alexander, mengatakan situasi di kota itu seperti
"zona perang".
"Ini
menakutkan karena kami tidak benar-benar tahu apa yang terjadi
selanjutnya," kata pria berusia 26 tahun itu kepada BBC Radio 1 Newsbeat.
"Jalan
kami semua diblokir, banyak toko makanan kami tutup, membuat kami sangat takut
karena kami harus menjatah makanan kami sekarang," sambung Alexander. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.