Hakim juga mengatakan pidato Trump di hadapan ribuan pendukung yang berkumpul di Washington sebelum serangan itu "secara wajar" dapat dianggap sebagai "seruan untuk tindakan kolektif."
Tak lama setelah Trump berpidato kepada para pendukungnya, kerumunan yang mengibarkan bendera "TRUMP 2020" berbaris di Mall menuju gedung Kongres AS. Ratusan orang memaksa masuk, yang berujung evakuasi dan tewasnya beberapa orang, termasuk polisi penjaga gedung Kongres.
Baca Juga:
Mantan Wapres AS Tantang Mantan Bosnya Donald Trump dalam Pilpres 2024
Pada saat yang sama, Trump mencuit di Twitter. Isinya mengecam wakil presidennya Mike Pence karena tidak memblokir sertifikasi kemenangan pemilihan Joe Biden, sebuah tindakan yang menurut hakim merupakan "persetujuan diam-diam" dengan mereka yang menyerbu Capitol.
Mantan presiden itu menjadi subjek tiga tuntutan hukum yang menuduhnya bertanggung jawab dalam kerusuhan Capitol.
Perannya pada hari itu juga sedang diperiksa oleh komite pemilihan Kongres Amerika Serikat, yang memiliki ratusan halaman dokumen, pesan teks dan kesaksian, sebagian di antaranya berusaha disembunyikan oleh Donald Trump, kata kepala penyelidik.
Sementara, mantan presiden miliarder itu mengecam penyelidikan itu sebagai "perburuan penyihir". [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.