WahanaNews.co | Pasukan khusus dan Korps Marinir Amerika Serikat (AS) secara diam-diam telah melatih militer Taiwan sejak tahun 2020 lalu. Langkah ini berpotensi memantik kemarahan China.
The Wall Street Journal (WSJ), dalam laporannya pada hari Kamis (7/10/2021), mengatakan sekitar dua lusin anggota layanan militer AS telah melatih Angkatan Darat dan Angkatan Laut Taiwan setidaknya selama satu tahun di tengah meningkatnya ancaman verbal China terhadap Taipei.
Baca Juga:
Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia pada 2024
Laporan tersebut mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya. Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengomentarinya.
Pentagon tidak mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut. Juru bicara Pentagon, John Supple, mengatakan dukungan AS untuk militer Taiwan diukur dari kebutuhan pertahanannya.
“Dukungan dan hubungan pertahanan kami dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini yang ditimbulkan oleh Republik Rakyat China,” kata Supple dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Kudeta Militer Guncang Negara Bolivia, Apa yang Terjadi?
“Kami mendesak Beijing untuk menghormati komitmennya terhadap resolusi damai perbedaan lintas-Selat," paparnya, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (8/10/2021).
Laporan itu muncul untuk mengonfirmasi artikel media Taiwan November lalu—yang mengutip Komando Angkatan Laut Taiwan—bahwa pasukan AS telah tiba di sana untuk melatih marinir Taiwan dan pasukan khusus dalam operasi kapal kecil dan amfibi.
Laporan tersebut kemudian dibantah oleh pejabat AS dan Taiwan, yang menekankan bahwa kedua pihak terlibat dalam pertukaran dan kerja sama militer bilateral.
AS memasok senjata ke Taiwan, termasuk rudal dan jet tempur, di tengah ancaman Beijing untuk secara paksa merebut kembali kendali pulau itu dan mengintegrasikannya kembali dengan China.
Secara geografis, Taiwan dipisahkan dari daratan China oleh sebuah alur laut selebar sekitar 161km (100 mil).
AS juga mempertahankan komitmen ambigu untuk membela Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsinya yang memberontak.
Sebuah video yang dirilis tahun lalu dan ditampilkan di media Taiwan menunjukkan pasukan AS mengambil bagian dalam latihan di pulau yang dijuluki "Balance Tamper".
Pasukan China telah meningkatkan aktivitas mereka menuju Taiwan pada tahun lalu, melakukan latihan serangan laut dan menerbangkan pesawat pengebom dan pesawat tempur dalam jumlah besar di dekat wilayah udara Taiwan.
Taiwan mengatakan pihaknya melacak rekor 56 pesawat China di zona pertahanan udaranya pada hari Senin, dalam serangkaian manuver militer yang dimulai pada hari Jumat, Hari Nasional China, dan mendorong pulau itu untuk mengerahkan jet tempur sebagai tanggapan.
Mainland Affairs Council (MAC), badan pembuat kebijakan utama China di Taiwan, menuduh Beijing secara serius merusak status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dengan serangan yang lebih besar baru-baru ini.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut aktivitas China itu mengganggu stabilitas dan provokatif.
“Kami sangat mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik dan ekonominya terhadap Taiwan,” katanya, menyebut komitmen AS ke pulau itu “kokoh”.
Pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang Taiwan.
Ditanya oleh seorang reporter tentang “provokasi China atas Taiwan”, Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa dia dan Xi telah membahas masalah tersebut. [qnt]