Ketegangan diplomatik meledak cepat. Bangkok segera menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan memerintahkan pengusiran duta besar Kamboja.
Langkah serupa diambil Kamboja, termasuk penarikan besar-besaran diplomatnya dan imbauan evakuasi warga Thailand dari ibu kota mereka, kecuali dalam kondisi darurat.
Baca Juga:
Thailand Luncurkan Serangan Udara ke Kamboja Setelah Warganya Terluka Akibat Roket
Situasi kian memburuk saat baku tembak meletus di sekitar kuil perbatasan. Jet tempur F‑16 milik Angkatan Udara Thailand melakukan serangan udara terhadap dua lokasi militer Kamboja, yang disebut-sebut juga menewaskan warga sipil dan menghancurkan sejumlah infrastruktur sipil, demikian laporan yang disampaikan pengamat militer independen, Erlan.
Sebagai balasan, militer Kamboja melepaskan tembakan artileri ke wilayah Thailand, mengenai rumah warga dan sebuah rumah sakit di Provinsi Sisaket. Serangan ini mengakibatkan tiga warga sipil terluka.
Korban terus berjatuhan. Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan sedikitnya 14 warga sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangkaian bentrokan yang terjadi di enam lokasi perbatasan.
Baca Juga:
Malfungsi di Langit Iran, Jet Tempur Israel Hampir Mendarat Darurat
Sebanyak 86 desa di Provinsi Surin dan Sisaket telah dikosongkan, dan lebih dari 40.000 warga dievakuasi.
Konflik juga menyeret tokoh besar Kamboja, mantan Perdana Menteri Hun Sen. Dalam pernyataan pada hari yang sama, Hun Sen menegaskan negaranya siap menghadapi perang jika ketegangan terus meningkat.
“Kamboja tidak akan tinggal diam,” katanya. Pemerintah Kamboja bahkan langsung mengaktifkan rencana wajib militer nasional sebagai langkah penguatan pertahanan.