Bahkan ia juga menuding serangan bom
mobil di dalam pangkalan militer juga direncanakan oleh negara tetangganya
tersebut.
Bahkan, Jaksa
Agung Kolombia, Francisco Barbosa, juga mengatakan bahwa Kolombia
memiliki bukti bahwa serangan pada Brigadir ke-33
terrsebut berasal dari pasukan pembelot FARC yang menolak perdamaian tahun
2016.
Baca Juga:
Putra Presiden Kolombia Ditangkap Terkait Kasus Dugaan Pencucian Uang
Ia juga mengatakan apabila aksi
pasukan pembelot FARC tersebut dipimpin oleh Jhon Mechas yang mengungsi di
Venezuela.
Bahkan, Presiden
Ivan Duque juga menekankan bahwa pihaknya perlu meningkatkan performa sistem
intelijen, sehingga dapat memastikan di mana pelindung dari kelompok kriminal
tersebut berada, dikutip dari La Prensa
Latina.
Pada keterangannya, Presiden Ivan Duque menyebut bahwa tiga pemimpin pembelot FARC
bernama Ivan Marquez, El Paisa, dan Romania saat ini berada di
Venezuela.
Baca Juga:
Jasad 2 Penumpang Gelap Ditemukan Ketika Servis Pesawat di Kolombia
Bahkan, ia juga
menyebut petinggi senior kelompok gerilya ELN (Ejército de Liberación Nacional) bernama Pablito dan Antonio Garcia
saat ini mengungsi ke Venezuela.
Pada kesempatan yang sama, Duque juga
menyerukan untuk membentuk aliansi global untuk mencari jejak mesin-mesin berat
yang digunakan kelompok ilegal dalam melakukan penambangan.
Pasalnya ia menduga hasil penambangan
tersebut yang digunakan untuk mendanai aktivitas terorisme, dilaporkan dari La Prensa Latina.