China, kata dia, justru akan senang hati memberi lebih banyak kekuasaan dan kesempatan ke negara berkembang seperti Afrika.
Cara itu seperti sebagai langkah untuk mengembangkan "blok politik yang bersahabat."
Baca Juga:
Israel Tak Senang DK PBB Mengheningkan Cipta untuk Ebrahim Raisi
Dukungan Rusia terhadap India juga muncul saat seruan untuk mengubah cara kerja Dewan Keamanan PBB meningkat.
Direktur Program Ketertiban dan Institusi Global di Carnegie Endowment for International Peace, Stewart Patrick, mengatakan seruan reformasi bisa dimengerti.
Kekecewaan yang semakin besar dalam keanggotaan adalah bagaimana masing-masing mempertahankan hak veto. Ini memungkinkan anggota secara sepihak memblokir resolusi Dewan Keamanan yang tak sejalan dengan kepentingan nasional mereka.
Baca Juga:
AS Cegah Palestina Gabung PBB, China: Akan Terus Diingat Sejarah
"Akibatnya adalah seringnya terjadi kelumpuhan dewan, yang diperburuk semakin dalam persaingan geopolitik antara negara-negara demokrasi Barat dengan China dan Rusia yang otoriter," ujar Patrick.
Bagi sebagian besar pemerintah dan warga negara di dunia, DK PBB saat ini tak bertanggung jawab dan tak adil.
Unit itu, kata Patrick, didominasi kekuatan yang tidak bertanggung jawab dan tidak representatif "yang cenderung menyalahgunakan posisi mereka daripada menjaga perdamaian."