Upah sebagai pekerja pemerintah tak seberapa, jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alhasil, perempuan di keluarga lah yang biasanya menjadi tulang punggung.
Memikul tanggung jawab besar di pundak mereka, para perempuan pun naik pitam karena pemerintah tak membiarkan mereka mengenakan pakaian yang nyaman di cuaca panas.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
"Para warga mengeluhkan pihak berwenang, yang meneror perempuan-perempuan yang bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, membuat mereka menghabiskan hari di pos polisi hanya karena memakai celana pendek," tutur warga itu.
Seorang warga lainnya di Provinsi Pyongan Selatan juga melontarkan keluhan serupa. Menurutnya, belakangan kian banyak perempuan mengenakan celana pendek karena cuaca sangat ekstrem di tengah gelombang panas.
"Menanggapi itu, pihak berwenang menyetop perempuan yang menggunakan celana pendek di jalan, mengatakan celana itu tak sesuai dengan tradisi dan gaya hidup sosialis," katanya.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Ini bukan kali pertama warga perempuan Korut merasa menjadi korban diskriminasi pada tahun ini. Bulan lalu, sejumlah warga juga mengeluhkan aparat hanya menghukum perempuan yang merokok, sementara laki-laki dibiarkan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.