Sebuah pernyataan KCNA pada 21 Agustus mengatakan Kim baru-baru ini mengunjungi armada angkatan laut yang ditempatkan di pantai timur untuk mengawasi uji coba rudal jelajah strategis di atas kapal perang, dan menekankan bahwa kapal tersebut akan mempertahankan daya gempur dalam pertempuran.
Pyongyang melihat latihan gabungan ini sebagai persiapan untuk menyerang Korut, sementara AS dan Korsel mengatakan latihan lebih bersifat pertahanan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pada Selasa, Kim Jong-un juga sempat mengunjungi pos latihan dan merinci rencana perang di masa depan, termasuk "meluncurkan serangan berintensitas super secara berbarengan" lewat pos-pos militer di wilayah Selatan.
Korea Selatan merespons mengenai peluncuran dua rudal jelajah ini dan sudah meningkatkan pengawasan. Namun, pejabat Korsel mengatakan spesifikasi rinci dari rudal-rudal tersebut masih diselidiki.
"Kami telah meningkatkan pengawasan dan pengintaian dan mempertahankan kesiapan dengan terus berkoordinasi dengan AS," kata bunyi pernyataan gabungan pejabat pertahanan Korsel tersebut.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Korea Utara tahun ini mencatatkan sejumlah rekor uji coba senjata, dan pada pekan lalu juga meluncurkan satelit mata-mata ke orbit walau berujung kegagalan.
Seoul dan Washington telah meningkatkan kerja sama pertahanan untuk merespons Korut, salah satunya dengan latihan bersama menggunakan jet siluman berteknologi tinggi dan aset-aset militer AS lainnya.
Hubungan Korsel-Korut juga berada di titik terendah dalam tahun-tahun terakhir, setelah upaya diplomasi denuklirisasi Pyongyang berakhir gagal.