WahanaNews.co | Jepang berencana mempercepat kebangkitan industri nuklir mereka kembali. Hal itu mereka lakukan demi mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil impor.
Langkah itu juga dilakukan di tengah ancaman krisis energi terparah di Negeri Sakura tersebut dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Kini pengawas keselamatan nuklir nasional Jepang sudah menyetujui keinginan pemerintah menghidupkan lagi pembangkit nuklir. Meskipun demikian, wacana ini bakal mendapat tentangan dari warga. Terutama, dari orang-orang yang tinggal di sekitar pembangkit.
Keberhasilan membangkitkan lagi energi nuklir bergantung Otoritas Regulasi Nuklir (NRA) independen Jepang, yang harus memberi lampu hijau atas rencana pemerintah.
"Ini akan menjadi tantangan untuk menghidupkan kembali reaktor yang ada, karena beberapa telah dihentikan cukup lama," kata konsultan energi Mathyos Advisory Tom O'Sullivan seperti dikutip dari AFP, Kamis (22/12)
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
Menurutnya, pembahasan nuklir di NRA tengah sensitif setelah kerusakan pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina, akibat perang melawan Rusia.
"Mengingat apa yang terjadi dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina, saya pikir NRA saat ini mungkin lebih sensitif terhadap potensi serangan teroris," ungkapnya.
Seluruh reaktor nuklir Jepang ditutup usai bencana nuklir Fukushima 2011 lalu untuk pemeriksaan keselamatan. Kini, ada 33 reaktor yang dinilai bisa dioperasikan lagi.