Sebagian besar istananya dijarah selama kekacauan invasi.
Para pencuri memulung semua yang bisa mereka bawa, bahkan mencabut kabel listrik dari dinding.
Baca Juga:
Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Irak Tutup Perbatasan Dengan Suriah
Sejak itu, hanya segelintir tempat tinggal megah yang diberi kesempatan hidup kedua.
Seringkali sebagai pangkalan militer atau administrasi publik, lebih jarang sebagai museum.
Sebagian besar kosong, sebagian karena biaya renovasinya mahal.
Baca Juga:
Irak Layangkan Nota Protes ke PBB Atas Pelanggaran Udara oleh Pesawat Israel
“Kita dapat mengubah istana menjadi museum, setidaknya di Baghdad," kata Laith Majid Hussein, Direktur Badan Purbakala dan Warisan Negara Irak, kepada AP, Kamis (10/2/2022).
Dia mencontohkan, seperti museum permadani atau tentang keluarga kerajaan atau seni Islam.
Namun, dia mengakui, merehabilitasi banyak “kastil raksasa” Irak akan membutuhkan biaya yang luar biasa.