Puluhan wartawan telah terbunuh atau diserang di bawah kepemimpinan Duterte dan para pendahulunya.
Pada tahun 2009, anggota klan politik yang kuat dan rekan mereka menembak mati 58 orang, termasuk 32 pekerja media, dalam serangan gaya eksekusi di provinsi Maguindanao selatan.
Baca Juga:
Kebijakan Pandemi Yasonna Laoly Berujung Penghargaan dari Presiden Filipina
Pembunuhan massal itu kemudian dikaitkan dengan persaingan pemilu yang diwarnai kekerasan yang biasa terjadi di banyak daerah pedesaan.
Namun aksi itu juga menunjukkan ancaman yang dihadapi oleh para jurnalis di Filipina.
Kelimpahan senjata tanpa izin dan tentara swasta yang dikendalikan oleh klan yang kuat dan penegakan hukum yang lemah di daerah pedesaan adalah salah satu masalah keamanan yang dihadapi wartawan Filipina.
Baca Juga:
Sara Duterte-Carpio Dilantik Jadi Wapres Filipina ke-15
32 dari mereka yang ditembak mati di kota Ampatuan, Maguindanao adalah wartawan lokal dan pekerja media.
Pengadilan Filipina memutuskan anggota kunci keluarga yang bersalah atas pembunuhan massal pada 2019, tetapi masih banyak lagi tersangka yang masih buron. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.