WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tensi di Laut Tengah kembali memuncak setelah pasukan Angkatan Laut Israel mencegat tiga kapal pembawa bantuan kemanusiaan yang berlayar menuju Jalur Gaza pada Rabu (8/10/2025) pagi.
Aksi itu memicu kecaman keras dari Pemerintah Turki yang menuduh Israel melakukan tindakan “pembajakan” di perairan internasional.
Baca Juga:
11 Kapal Berlayar Menuju Gaza, Tantang Blokade Israel yang Telah Berlangsung 18 Tahun
Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan terhadap Gaza mengungkapkan bahwa tiga kapal yang tergabung dalam misi Freedom Flotilla Coalition (FFC) dicegat sekitar 120 mil laut atau sekitar 222 kilometer dari pantai Jalur Gaza.
Ketiga kapal itu membawa muatan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang masih terjebak dalam krisis berkepanjangan akibat blokade Israel.
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut tindakan tersebut sebagai serangan brutal terhadap misi kemanusiaan yang sah.
Baca Juga:
PM Anwar Ibrahim Marah Besar, Malaysia Desak Israel Bebaskan Aktivis di Kapal Gaza
“Intervensi di perairan internasional terhadap Freedom Flotilla merupakan aksi pembajakan yang dilakukan oleh pemerintahan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu yang melakukan genosida,” tegas pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki, dikutip dari AFP dan Anadolu Agency.
Otoritas Ankara mengonfirmasi bahwa dalam rombongan kapal tersebut terdapat sejumlah anggota parlemen Turki yang ikut serta dalam misi kemanusiaan itu. Mereka disebut berpartisipasi secara sukarela untuk mengawal proses distribusi bantuan ke Gaza.
Turki menegaskan, langkah Israel mencegat kapal di perairan internasional tidak hanya melanggar norma kemanusiaan tetapi juga menyalahi hukum internasional.
“Serangan terhadap para aktivis sipil ini, termasuk warga negara dan anggota parlemen Turki, merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” demikian isi pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Ankara menilai Israel terus bertindak di luar batas dengan menyerang upaya-upaya damai yang bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
“Dengan menyerang secara brutal semua upaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan yang menggunakan cara-cara damai, Israel meningkatkan ketegangan di kawasan dan melemahkan upaya menuju perdamaian abadi,” tambah pernyataan itu.
Insiden ini terjadi hanya sepekan setelah misi Global Sumud Flotilla gagal mencapai Gaza akibat tindakan serupa dari pasukan Israel.
Masyarakat internasional kembali menyoroti agresivitas militer Israel di laut lepas yang dianggap menutup akses bantuan bagi jutaan warga Gaza yang bergantung pada pasokan kemanusiaan dari luar.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]