WahanaNews.co | Lahar yang muncul dari letusan gunung berapi di La Palma, Kepulauan Canary, Spanyol, menerjang sekaligus menghancurkan rumah-rumah, dan memaksa 5.000 warga mengungsi.
Gunung berapi Cumbre Vieja memuntahkan lahar panas yang mengalir menuruni bukit sejak letusan pada Minggu (19/9/2021), menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Pejabat setempat mengatakan sekitar 100 rumah telah hancur sejauh ini.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez terbang ke La Palma pada Minggu untuk mengawasi upaya penyelamatan ribuan warga.
Sanchez mengatakan pihak berwenang sedang memantau kebakaran yang mungkin dimulai dari lahar yang terbakar. Aparat militer dan sipil telah dikerahkan untuk membantu.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Tewaskan 8 Orang, Warga Diminta Waspada
"Lahar sama sekali tidak meninggalkan apa pun di jalurnya," ungkap Rodriguez kepada penyiar TVE Spanyol, seraya menambahkan penduduk tidak akan kembali ke rumah untuk sementara waktu.
Sejauh ini tidak ada korban yang dilaporkan. Ada perintah evakuasi wajib untuk empat desa, termasuk El Paso dan Los Llanos de Aridane, dan tempat penampungan sementara didirikan.
“Evakuasi lebih lanjut tidak mungkin diperlukan,” ujar Presiden Kepulauan Canary Angel Victor Torres pada Senin.
Maskapai regional Binter terpaksa membatalkan empat penerbangan pada Minggu karena letusan tetapi otoritas penerbangan sipil Spanyol telah menekankan wilayah udara di atas pulau-pulau itu tetap terbuka.
Sekitar 500 turis juga telah dievakuasi oleh pihak berwenang akibat letusan gunung tersebut.
Menteri Pariwisata Spanyol, Reyes Maroto, menghadapi kritik setelah mengatakan kepada radio Canal Sur bahwa letusan itu adalah kesempatan menarik wisatawan datang ke pulau itu.
"Pulau itu terbuka. Jika hotel Anda terpengaruh, kami akan mencarikan Anda yang lain," ujar dia.
"Kesempatan ini dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya. Bagi banyak wisatawan yang ingin menikmati apa yang telah dibawa alam ke La Palma, mereka dapat melakukannya dalam beberapa pekan dan bulan mendatang," tutur dia.
Gunung berapi itu terakhir meletus 50 tahun yang lalu. Gunung itu terletak di selatan pulau La Palma, yang merupakan rumah bagi sekitar 80.000 orang.
Letusan dimulai sekitar pukul 15:00 waktu setempat pada Minggu dan mengirim lahar mengalir menuruni lereng bukit menuju desa-desa.
Pemandu wisata lokal Jonas Perez mengatakan dia masih bisa merasakan getaran dari letusan dahsyat itu.
"Tapi sekarang hal yang paling menakjubkan, yang belum pernah saya alami, adalah suara yang berasal dari gunung berapi, kedengarannya seperti ... 20 jet tempur lepas landas dan itu sangat keras, luar biasa," ungkap dia.
Perdana menteri menunda keberangkatannya ke Majelis Umum PBB di New York untuk bertemu dengan presiden Kepulauan Canary guna membahas tanggap darurat terhadap letusan.
"Semuanya berjalan sesuai rencana, dan oleh karena itu prioritasnya adalah menjamin keselamatan warga La Palma yang dapat terkena dampak akibat letusan ini," papar Sanchez pada Minggu.
La Palma berada dalam siaga tinggi setelah lebih dari 22.000 getaran tercatat dalam satu pekan di sekitar gunung berapi.
The Canaries adalah satu kepulauan dari tujuh gugus kepulauan di barat laut Afrika. Tempat itu terakhir mencatat letusan gunung berapi pada 2011, di bawah laut pulau El Hierro.
Gunung berapi Cumbre Vieja terakhir meletus pada 1971 dan 1949. Penduduk di pulau itu telah menyatakan keterkejutannya atas letusan yang tiba-tiba itu.
"Ketika gunung berapi meletus hari ini, saya takut. Bagi wartawan itu adalah sesuatu yang spektakuler, bagi kami itu adalah tragedi. Saya pikir lahar telah mencapai beberapa rumah kerabat," ungkap Isabel Fuentes kepada penyiar TVE.
"Menyenangkan," papar Monica, guru di pulau itu, mengatakan kepada surat kabar El Pais. "Tapi sekaligus mengkhawatirkan, karena banyak rumah yang terancam lahar."
Sergio Sarti mengatakan kepada program Newsday BBC bahwa dia sedang mendaki La Palma ketika gunung berapi mulai meletus. "Saya takut letusan gunung berapi lebih besar lagi," ujar dia.
“Seperti api setinggi 200 meter, dan kemudian sungai besar lahar yang semakin dekat ke pantai. Saya melihat berapa banyak rumah yang tertutup lahar, dan keluarga menangis. Kami tidak menyangka ini terjadi sekarang. Saya sedang berjalan di dekat gunung berapi ketika itu meledak. Saya tidak memperkirakannya. Ini luar biasa," pungkas dia. [qnt]