“Kita perlu membangun (sistem) untuk menghadapi krisis air yang mengancam,” kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia.
Laporan tersebut menemukan bahwa sejak tahun 2000, bencana terkait banjir secara global meningkat 134% dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
Sedangkan sebagian besar kematian dan kerugian ekonomi terkait banjir terjadi di Asia. Tahun lalu, curah hujan ekstrem menyebabkan banjir besar di Cina, India, Indonesia, Jepang, Nepal, dan Pakistan.
Frekuensi bencana terkait kekeringan naik 29% selama periode yang sama. Negara-negara Afrika mencatat kematian terkait kekeringan paling banyak.
Sedangkan kerugian ekonomi paling parah akibat kekeringan terjadi di Amerika Utara, Asia dan Karibia.
Baca Juga:
Buka Indonesia International Sustainability Forum 2024, Presiden Jokowi Sampaikan Strategi Penanganan Perubahan Iklim
Secara global, laporan tersebut menemukan 25% dari semua kota sudah mengalami kekurangan air. Selama dua dekade terakhir, dikatakan bahwa pasokan gabungan air permukaan, air tanah, dan air yang ditemukan di tanah seperti salju, dan es di planet ini telah menurun sebanyak 1 sentimeter per tahun. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.