"Kami ingin melihat kejelasan, kami ingin melihat
orang-orang dari seluruh negeri terlibat di dalamnya."
Berbicara setelah sekitar 10.000 pendukungnya berunjuk rasa
di makam ayahnya di Lembah Panjshir, komentar Massoud mencerminkan kecurigaan
soal perjanjian itu.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Dia menilai kesepakatan itu akan membuat ribuan tentara AS
ditarik sebagai imbalan atas janji Taliban untuk tidak membiarkan Afghanistan
digunakan sebagai pangkalan untuk serangan di masa depan terhadap Amerika
Serikat dan sekutunya.
Massoud juga yakin bahwa perubahan status negara Afghanistan
hanya bisa dilakukan melalui referendum.
"Bagi kami, Republik Islam Afghanistan adalah garis
merah kami," kata Massoud, seraya menambahkan bahwa setiap perubahan
status negara hanya dapat dilakukan melalui referendum.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
Banyak yang khawatir tentang perpecahan di sepanjang garis
etnis dan regional, dengan Tajik dan Hazara yang berbahasa Persia dari utara
dan barat melawan Pashtun selatan dan timur. Kenangan perang saudara tahun
1990-an sangat jelas, maka dari itu, Massoud tak ingin melihat perang pecah
lagi.
"Kami tidak ingin melihat perang lagi pecah," kata
Massoud. "Perdamaian ini harus mengakhiri perang sekaligus."