Dia menekankan bahwa keputusan itu akan dibuat bersama dengan Rusia.
“Kami akan setuju dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin bagaimana bertindak demi kepentingan terbaik Rusia dan Belarusia, tetapi itu akan menjadi keputusan bersama,” jelasnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pada tahun 2020, aksi protes jalanan massal pecah di Belarusia setelah massa menyengketakan hasil pemilihan presiden di mana Lukashenko dianugerahi kemenangan dengan lebih dari 80% suara.
Tokoh-tokoh oposisi, serta banyak pengamat asing, mengklaim hasil itu menguntungkannya, dan lawan utamanya dalam perlombaan, Svetlana Tikhanovskaya, terpaksa meninggalkan negara itu atau menghadapi penangkapan.
Lukashenko telah dituduh memaksakan tindakan keras polisi terhadap oposisi politik dan media setelah pemilihan, menyebabkan banyak tokoh dan aktivis anti-pemerintah melarikan diri dari Belarusia dan secara efektif menutup hampir semua media oposisi. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.