Channel 12 juga melaporkan bahwa sebelum operasi militer besar dimulai pada 13 Juni, komandan Angkatan Udara Israel, Tomer Bar, memperkirakan 10 jet tempur Israel bisa saja ditembak jatuh dalam 72 jam pertama perang.
Namun kenyataannya, tidak ada satu pun jet tempur Israel yang jatuh selama konflik tersebut.
Baca Juga:
Nyaris Tabrakan di Udara, Jepang Desak China Akhiri Penerbangan Agresif
Hal ini sekaligus membantah klaim media pemerintah Iran yang menyatakan pasukan mereka telah menembak jatuh jet Israel dan menangkap pilotnya.
Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel untuk media Arab, menyebut klaim itu "palsu dan tidak berdasar sama sekali".
Israel menyatakan serangan terhadap target militer Iran, ilmuwan nuklir, fasilitas pengayaan uranium, dan infrastruktur rudal balistik sebagai langkah penting untuk menggagalkan ancaman dari Republik Islam Iran.
Baca Juga:
Tanpa Deklarasi, Arab Saudi Bantu Cegat Drone Iran Menuju Israel
Di sisi lain, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya tidak bertujuan untuk membuat senjata, meski diketahui memperkaya uranium pada tingkat tinggi, menolak inspeksi internasional, dan terus memperkuat program rudalnya.
Sebagai respons atas serangan Israel, Iran meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik dan sekitar 1.100 drone ke wilayah Israel.
Serangan tersebut menyebabkan 28 warga tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka, serta kerusakan besar pada ribuan bangunan dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan universitas.