WAHANANEWS.CO, Jakarta - Korban jiwa di Nepal terus bertambah hingga mencapai 30 orang saat pasukan militer dikerahkan ke jalanan ibu kota untuk meredakan gelombang demonstrasi besar-besaran.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka per Rabu malam (10/9/2025) waktu setempat menurut data Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal yang dikutip surat kabar The Hindu.
Baca Juga:
Gaya Hidup Mewah Anak Pejabat Picu Revolusi Jalanan Nepal, 19 Orang Tewas
Melansir The Strait Times pada Kamis (11/9/2025), pengerahan militer dilakukan sejak Selasa malam (9/9/2025) setelah Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli resmi mengundurkan diri.
Sebelumnya, amarah massa meledak dengan menyerbu kantor pemerintahan, membakar kediaman pribadi Oli, serta merusak sejumlah fasilitas publik.
Aksi protes yang dimulai pada Senin (8/9/2025) itu dipicu kebijakan pemerintah melarang sejumlah platform media sosial populer seperti Facebook, X, dan YouTube.
Baca Juga:
Protes Gen Z Nepal: Rumah PM Dibakar, Istri Eks PM Tewas Terpanggang Api
Namun, larangan media sosial hanyalah satu dari berbagai persoalan yang dipersoalkan publik.
Generasi muda Nepal, terutama kalangan Gen Z berusia 13-28 tahun, turun ke jalan membawa isu lebih besar seperti korupsi, nepotisme, dan tata kelola negara yang dianggap kacau.
Istilah “nepo kids” sempat viral di media sosial Nepal, menyindir gaya hidup mewah anak pejabat yang dinilai jauh dari realitas masyarakat yang hidup serba kesulitan.