WahanaNews.co, Jakarta - Maroko mengumumkan tiga hari berkabung nasional menyusul gempa bumi dahsyat magnitudo 6.8 mengguncang barat daya negara tersebut hingga menewaskan lebih dari 2 ribu orang per Minggu (10/9/23).
"Tiga hari berkabung nasional telah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum," bunyi pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi MAP setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan untuk membahas bencana tersebut.
Baca Juga:
Gempa M 6,4 Guncang Gorontalo Dini Hari, BMKG: Tak Ada Ancaman Tsunami
Pertemuan darurat itu digelar setelah gempa dahsyat berlangsung pada Jumat (8/9) malam. Gempa tersebut menjadi yang paling mematikan yang melanda negara Afrika Utara itu dalam beberapa dekade terakhir.
Pada Minggu (10/9), gempa susulan magnitudo 4,5 juga melanda Maroko, memperburuk kondisi di lapangan terutama bagi tim SAR yang masih berjuang mencari korban selamat.
Setelah diberi pengarahan oleh para pejabat, Raja Mohammed VI memerintahkan pembentukan segera "komisi yang bertanggung jawab atas penerapan program rehabilitasi dan bantuan darurat untuk membangun kembali perumahan yang hancur di daerah bencana".
Baca Juga:
52 Gempa Bumi Guncang Maluku, BMKG Ungkap Pentingnya Mitigasi
Raja Mohammed VI juga memerintahkan "perawatan segera orang-orang yang menderita, khususnya anak yatim dan kelompok rentan".
Dikutip AFP, ia juga memerintahkan agar "akomodasi, makanan dan semua kebutuhan dasar lainnya" tersedia bagi mereka yang membutuhkan, serta pembentukan rekening khusus di bank sentral untuk sumbangan bantuan.
Menurut data resmi yang dimutakhirkan pada Minggu (10/9), jumlah korban tewas sedikitnya 2.122 orang. Sedangkan korban luka lebih dari 2.400 orang, banyak di antaranya mendapatkan luka serius.