WahanaNews.co | Produsen
mobil listrik Tesla menarik sekitar 280
ribu unitnya di China untuk meningkatkan keamanan di fitur Autopilot. Recall
ini dilakukan setelah muncul klaim bahwa pengemudi secara tidak sengaja beralih
ke Autopilot saat mengemudi.
Dilansir laman Gizmochina, Selasa (29/6/2021), Administrasi
Negara untuk Regulasi Pasar China, percaya ada masalah keamanan jika Autopilot
tidak diperkuat. Ketika Autopilot menyala secara tidak sengaja, kendaraan dapat
berakselerasi dengan cepat atau melambat tiba-tiba. Akselerasi atau perlambatan
yang tiba-tiba itu dapat menyebabkan kecelakaan.
Baca Juga:
Eks Karyawan Bongkar Kebohongan Elon Musk soal Mobil Tesla
Menurut regulator negara bagian, Tesla telah memulai proses
pembaruan perangkat lunak sejak Sabtu. Sebagian besar kendaraan yang terkena
dampak adalah model Model 3 dan Model Y yang diproduksi secara lokal, sementara
lebih dari 35.000 Model 3 yang diimpor juga akan diperbarui.
Tesla memiliki beberapa masalah yang berkaitan dengan
keselamatan yang terhubung dengan Autopilot di kendaraannya belakangan ini.
Beberapa tabrakan fatal juga telah dicatat baik di China maupun di AS, di
antara negara-negara lain.
Tesla telah membuat kemajuan besar dalam menembus pasar
China, yang bisa dibilang merupakan pasar EV terbesar. Tesla dengan cepat
berinvestasi membangun pabrik di China agar produknya tetap kompetitif.
Baca Juga:
Tesla Berikan Diskon Besar-besaran untuk Penjualan di Pasar China
CEO perusahaan Elon Musk telah mengisyaratkan bahwa China
adalah pasar terbesar berikutnya setelah AS. Pada bulan April, perusahaan
mengatakan bahwa AS dan China menyumbang sekitar 70% dari pendapatannya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.